Minggu, 29 Januari 2012

Antropologi


A.       Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri tetapi manusia adalah mahkluk yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia – manusia lain, dan itu sudah menjadi sifat kodrati bagi manusia untuk menjadi mahluk sosial. Karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, ini diperkuat oleh Aristoteles dimana dirinya sudah menganalisis dan mempunyai pendapat bahwa manusia adalah mahluk zoon politicon yang artinya manusia mengalami ketergantungannya dan keanggotaannya dalam suatu lingkungan (polis) tertentu.
B.       Ciri-ciri Umum Kehidupan Kolektif
Ciri-ciri umum kehidupan kolektif manusia hamper mirip dengan binatang yang hidup kolektif, yaitu:
1.         Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam sub-keatuan atau golongan individu dalam kolektif untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
2.         Ketergantungan individu kepada individu lain dalam kolektif sebagai akibat dari pembagian kerja.
3.         Kerjasama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan.
4.         Komunikasi anta-individu yang diperlukan guna melaksanakan kerjasama.
5.         Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kolektif dan individu-individu dari luarnya.
Walaupun demikian masih ada suatu perbedaan azai yang sangat dasar antara kehidupan kolektif binatang dan kehidupan kolektif manusia, yaitu bahwa sistem pembagian kerja, aktivitas kerjasama, serta berkomunikasi dalam kehidupan kolektif binatang bersifat naluri sedangkan manusia bukan bersifat naluri. Untuk melaksanakan kehidupan kolektifitas manusia menggunakan akal.
C.       Bentuk-bentuk Kehidupan Kolektif Manusia Bersama dengan Manusia yang Lain
Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu macam makhluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Bersama dengan beribu-ribu macam makhluk lain, manusia menyusui keturunannya, dan berdasarkan atas cirri itulah manusia diklaskan bersama makhluk-makhluk lain tersebut ke dalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui, atau Mammalia. Dalam klas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan atau suku, yaitu Primat. Dalam suku ini, semua jenis kera, mulai dari yang kecil sebesar tupai seperti Tansiil, sampai kepada kera-kera besar seperti gorilla, diklaskan menjadi satu dengan manusia. Memang, sebelumnya zaman Darwin para ahli biologi telah lama mengobservasi banyaknya persamaan cirri-ciri antara organism kera dan organism manusia. Suku primat dibagi menjadi sub-suku yaitu sub-suku Prosimii dan sub-suku Anthropoid. Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalam sub-suku Anthropoid, yang dsebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku: infra-suku Ceboid, infra-suku Cercopithecoid, dan infra-suku Homoid. Infra-suku Ceboid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang telah punah maupun yang masih hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika. Infra-suku  Cercopitheoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang terlah punah maupun yang masih hidup langsung di daerah tropic benua Asia dan Afrika. Infra-suku hominoid menggolongkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia. Infrasuku Hominoid kemudian dibagi lebih khusus lagi ke dalam dua keluarga, yaitu keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae. Keluarga Pongidae menggolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar yang terutama hidup di daerah di Asia dan Afrika, sedangkan keluarga Hominoidae menggolongkan menjadi satu manusia purba.
Sedangkan wujud kehidupan kolektif manusia zaman sekarang ini adlah kolektif-kolektif besar yang terdiri dari banyak manusia, yang tersebar di muka bumi sebagai kesatuan-kesatuan manusia yang erat dan yang disebut negara nasional. Sebaliknya, dalam batas wilayah tiap negara nasional tampak kesatuan-kesatuan manusia yang lebih khusus yang berbeda satu dengan lain disebabkan karena adat istiadat dan bahasa suku-bangsa, kadang juga karena agama atau karena kombinasi dari keduanya. Lebih khusus dalam tiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup yang lebih khusus lagi, yaitu desa-desa dan kota-kota, sedangkan di dalamnya manusia yang etrikat dalam kesatuan-kesatuan khusus itu berwujud sebagai kelompok-kelompok kekerabatan, sedangkan organisasi-organisasi khusus itu berwujud sebagai misalnya perkumpulan-perkumpulan rekreasi, parpol-parpol, organisasi-organisasi dagang, badan-badan pendidikan dan lain-lain.
D.       Keterkaitan manusia sebagai mahluk social dalam integrasi
Sedangkan hubungan mahkluk sosial dalam integrasi masyarakat dimulai dengan
Ø   Struktur sosial
Dalam menganalisa masyarakat peneliti biasanya merinci kehidupan masyarakat itu kedalam unsur – unsur yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial, dan konsep struktur sosial ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuan antropologi dari inggris yang bernama A.R Radeliff Brown. Dasar pemikiran mengenai struktur sosial sebagai berikut :
a)             Pangkal pusat dari penelitian masyarakat adalah susunan hubungan antar individu – individu yang menyebabkan adanya berbagai sistem masyarakat.
b)             Struktur sosial dalam masyarakat mengendalikan tindakan individu, tetapi tidak langsung tampak dan harus diabstraksikan secara induksi dalam kehidupan masyarakat yang konkret.
c)             Hubungan interaksi antar individu dalam masyarakat adalah hal yang konkret yang dapat di observasi dan dapat dicatat
d)            Dengan struktur sosial dapat memahami latar belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat baik hubungan kekekrabatan, perekonomian, relgi, maupun aktifitas kebudayaan atau pranata lainnya.
e)             Untuk mempelajari struktur sosial suatu masyarakat dipelukan penelitian di lapangan dengan datang langsung kemasyarakat tersebut.
f)              Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas – batas dari suatu masyarakat tertentu.
Ø   Analisa Social Structure
Waluapun Radcliffe Brown telah menguraikan apakah konsep social structure tetapi belum memberikan petunjuk tentang metodelogi bagaimana harus mengabatraksikan susunan sosial dari kenyataan kehidupan masyarakat. Metode yang paling umum adalah mencari kerangka itu dari kehidupan kekerabatan dalam suatu masyarakat kecil dan local. Kehidupan kekerabatan merupakan suatu sistem yang seringkali bersifat amat ketat yang mempengaruhi suatu lapangan kehidupan yang sangat luas menyangkut banyak sektor kehidupan masyarakat. Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat serupa dapat memberi pengertian mengenai banyak kelompok dan pranata sosial lain, demikian juga menganalisa prinsip – prinsip sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat kecil sama dengan menganalisa kerangka dasar dari seluruh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar