A. Pengertian
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada
umumnya dilahirkan seorang diri tetapi manusia adalah mahkluk yang telah
mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia – manusia lain, dan itu sudah
menjadi sifat kodrati bagi manusia
untuk menjadi mahluk sosial. Karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa
bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, ini diperkuat oleh
Aristoteles dimana dirinya sudah menganalisis dan mempunyai pendapat bahwa
manusia adalah mahluk zoon politicon
yang artinya manusia mengalami ketergantungannya dan keanggotaannya dalam suatu
lingkungan (polis) tertentu.
B. Ciri-ciri
Umum Kehidupan Kolektif
Ciri-ciri umum kehidupan kolektif manusia
hamper mirip dengan binatang yang hidup kolektif, yaitu:
1.
Pembagian
kerja yang tetap antara berbagai macam sub-keatuan atau golongan individu dalam
kolektif untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
2.
Ketergantungan
individu kepada individu lain dalam kolektif sebagai akibat dari pembagian
kerja.
3.
Kerjasama antarindividu yang disebabkan karena sifat
ketergantungan.
4.
Komunikasi
anta-individu yang diperlukan guna melaksanakan kerjasama.
5.
Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu
warga kolektif dan individu-individu dari luarnya.
Walaupun demikian masih
ada suatu perbedaan azai yang sangat dasar antara kehidupan kolektif binatang
dan kehidupan kolektif manusia, yaitu bahwa sistem pembagian kerja, aktivitas
kerjasama, serta berkomunikasi dalam kehidupan kolektif binatang bersifat
naluri sedangkan manusia bukan bersifat naluri. Untuk melaksanakan kehidupan kolektifitas manusia menggunakan akal.
C.
Bentuk-bentuk Kehidupan Kolektif Manusia Bersama dengan Manusia yang Lain
Dipandang dari sudut
biologi manusia hanya merupakan suatu macam makhluk diantara lebih dari sejuta
macam makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Bersama
dengan beribu-ribu macam makhluk lain, manusia menyusui keturunannya, dan
berdasarkan atas cirri itulah manusia diklaskan bersama makhluk-makhluk lain
tersebut ke dalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui, atau Mammalia. Dalam klas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan
atau suku, yaitu Primat. Dalam suku
ini, semua jenis kera, mulai dari yang kecil sebesar tupai seperti Tansiil, sampai kepada kera-kera besar
seperti gorilla, diklaskan menjadi satu dengan manusia. Memang, sebelumnya
zaman Darwin para ahli biologi telah lama mengobservasi banyaknya persamaan
cirri-ciri antara organism kera dan organism manusia. Suku primat dibagi
menjadi sub-suku yaitu sub-suku Prosimii
dan sub-suku Anthropoid. Oleh para
ahli biologi manusia ditempatkan ke dalam sub-suku Anthropoid, yang dsebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku:
infra-suku Ceboid, infra-suku Cercopithecoid, dan infra-suku Homoid. Infra-suku
Ceboid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang telah punah maupun yang
masih hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika. Infra-suku Cercopitheoid menggolongkan menjadi satu semua
kera, baik yang terlah punah maupun yang masih hidup langsung di daerah tropic
benua Asia dan Afrika. Infra-suku hominoid menggolongkan menjadi satu kera-kera
besar dengan manusia. Infrasuku Hominoid kemudian dibagi lebih khusus lagi ke
dalam dua keluarga, yaitu keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae. Keluarga
Pongidae menggolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar yang terutama
hidup di daerah di Asia dan Afrika, sedangkan keluarga Hominoidae menggolongkan
menjadi satu manusia purba.
Sedangkan wujud
kehidupan kolektif manusia zaman sekarang ini adlah kolektif-kolektif besar
yang terdiri dari banyak manusia, yang tersebar di muka bumi sebagai
kesatuan-kesatuan manusia yang erat dan yang disebut negara nasional.
Sebaliknya, dalam batas wilayah tiap negara nasional tampak kesatuan-kesatuan
manusia yang lebih khusus yang berbeda satu dengan lain disebabkan karena adat
istiadat dan bahasa suku-bangsa, kadang juga karena agama atau karena kombinasi
dari keduanya. Lebih khusus dalam tiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup
yang lebih khusus lagi, yaitu desa-desa dan kota-kota, sedangkan di dalamnya
manusia yang etrikat dalam kesatuan-kesatuan khusus itu berwujud sebagai
kelompok-kelompok kekerabatan, sedangkan organisasi-organisasi khusus itu berwujud
sebagai misalnya perkumpulan-perkumpulan rekreasi, parpol-parpol,
organisasi-organisasi dagang, badan-badan pendidikan dan lain-lain.
D.
Keterkaitan manusia sebagai mahluk social dalam integrasi
Sedangkan hubungan mahkluk sosial dalam integrasi
masyarakat dimulai dengan
Ø
Struktur sosial
Dalam menganalisa
masyarakat peneliti biasanya merinci kehidupan masyarakat itu kedalam unsur –
unsur yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial, dan konsep struktur
sosial ini pertama kali
dikembangkan oleh seorang ilmuan antropologi dari inggris yang bernama A.R
Radeliff Brown. Dasar pemikiran mengenai struktur sosial sebagai berikut :
a)
Pangkal pusat dari penelitian masyarakat adalah susunan
hubungan antar individu – individu yang menyebabkan adanya berbagai sistem
masyarakat.
b)
Struktur sosial dalam masyarakat mengendalikan tindakan
individu, tetapi tidak langsung tampak dan harus diabstraksikan secara induksi
dalam kehidupan masyarakat yang konkret.
c)
Hubungan interaksi antar individu dalam masyarakat
adalah hal yang konkret yang dapat di observasi dan dapat dicatat
d)
Dengan struktur sosial dapat memahami latar belakang
seluruh kehidupan suatu masyarakat baik hubungan kekekrabatan, perekonomian,
relgi, maupun aktifitas kebudayaan atau pranata lainnya.
e)
Untuk mempelajari struktur sosial suatu masyarakat
dipelukan penelitian di lapangan dengan datang langsung kemasyarakat tersebut.
f)
Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium
untuk menentukan batas – batas dari suatu masyarakat tertentu.
Ø
Analisa Social Structure
Waluapun Radcliffe
Brown telah menguraikan apakah konsep social structure tetapi belum memberikan
petunjuk tentang metodelogi bagaimana harus mengabatraksikan susunan sosial
dari kenyataan kehidupan masyarakat. Metode yang paling umum adalah mencari
kerangka itu dari kehidupan kekerabatan dalam suatu masyarakat kecil dan local.
Kehidupan kekerabatan merupakan suatu sistem yang seringkali bersifat amat
ketat yang mempengaruhi suatu lapangan kehidupan yang sangat luas menyangkut
banyak sektor kehidupan masyarakat. Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu
masyarakat serupa dapat memberi pengertian mengenai banyak kelompok dan pranata
sosial lain, demikian juga menganalisa prinsip – prinsip sistem kekerabatan
dalam suatu masyarakat kecil sama dengan menganalisa kerangka dasar dari
seluruh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar